PENGARUH
INTERNET
TERHADAP
POLA
BELAJAR SISWA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Dewasa ini, internet merupakan
kebutuhan yang tak asing lagi bagi kalangan pelajar maupun masyarakat. Ini
terbukti dengan banyaknya warung internet, meningkatnya penjualan modem beserta
paket pembayarannya dan banyaknya
aplikasi networking yang
tersedia di ponsel dan smartphone.
Dengan adanya fasilitas yang tersedia tak mengherankan jika internet menjadi
pola hidup bagi sebagian masyarakat tak terkecuali bagi kalangan pelajar. Sebagian besar alasan para pelajar
menggunakan internet untuk mengerjakan tugas dari guru dan bersosialisasi online, dan menggunakan internet
berjam-jam lamanya.
Tetapi, kenyataannya banyak pelajar lebih
sering menggunakan internet untuk bersosialisasi online dan mengorbankan waktu belajar mereka untuk saling
bersosialisasi dengan teman online
mereka. Dari uraian diatas, penulis ingin mengetehui seberapa besar pengaruh
internet terhadap pola belajar siswa.
II.RUMUSAN MASALAH
1.
Situs apa saja yang sering di buka oleh siswa?
2.
Apa dampak yang terjadi
pada siswa?
3.
Bagaimana pengaruh internet terhadap pola belajar siswa?
III. TUJUAN
1.
Mengetahui beberapa situs yang sering dibuka oleh siswa
2.
Mengetahui dampak yang terjadi pada siswa yang diakibatkan
seringnya membuka internet
3.
Mengetahui pengaruh internet terhadap pola belajar siswa
IV.MANFAAT
1.
Memberikan
informasi pada para pelajar tentang dampak yang ditimbulkan akibat terlalu
sering dan lama menggunakan internet
2.
Memberikan
informasi pada para pelajar mengenai hal-hal sederhana yang dapat mencegah dan
mengatasi dampak negatif dari penggunaan internet
BAB
II
KAJIAN
TEORI
PENGERTIAN INTERNET
Istilah INTERNET berasal dari bahasa Latin inter, yang berarti “antara”. Secara kata per kata INTERNET berarti jaringan antara atau penghubung. Internet sudah ada sejak tahun 1960-an. Awalnya, internet berupa jaringan komputer bernama ARPA. Jaringan ARPA dibuat oleh Depertemen Pertahanan Amerika Serikat. Ketika itu, kegunaannya ialah untuk kepentingan Militer. Jaringannya terus berkembang luas hingga menghubungkan komputer-komputer yang ada di ribuan Perguruan Tinggi dan perusahaan di Amerika Serikat.Kemudian pada tahun 1980-an jaringan komputer yang terhubung semakin banyak. Kumpulan jaringan komputer inilah yang sekarang disebut sebagai internet. Pada tahun 1990-an hingga saat ini, internet terus berkembang sangat pesat meliputi ribuan jaringan dan jutaan pengguna di seluruh dunia.
PENGERTIAN BELAJAR
Pengertian
belajar dari Wikipedia Bahasa Indonesia adalah perubahan yang relatif permanen
dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli sebagai berikut
:
1.
Winkle, belajar adalah semua aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman
2.
Ernest R. Hilgard (Suryabrata, Sumardi.
1984:252), belajar merupakan
proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan
perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh
lainnya. Sifat perubahan relatif permanen, tidak akan kembali pada keadaan
semula.
3.
Gagne (The
Conditions of Learning, 1977) belajar
merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,
yang keadaannya berbeda dari sebelum individu beradadalam situasi belajar dan
sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta
akibatrefleks atau perilaku yang bersifat naluriah
4.
Moh. Surya (1981:32) definisi belajar adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
PENGERTIAN POLA BELAJAR
Gagne
menggolongkan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe di mana yang satu
merupakan prasyarat bagi yang lainnya yang lebih tinggi tingkatannya.
Masing-masing tipe dapat dibedakan dari yang lainnya dilihat dari kondisi yang
diperlukan buat berlangsungnya proses belajar bagi yang bersangkutan. Kedelapan
tipe tersebut adalah:
Tipe 1, Signal Learning (belajar isyarat).
Tipe ini merupakan tahap yang paling dasar, sehingga tidak menuntut
persyaratan, namun merupakan tingkat yang harus dilalui untuk tipe belajar yang
lebih tinggi. Signal learning dapat
diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat
involuntary (tidak disengaja dan tidak disadari tujuannya).
Dalam tipe ini terlibat aspek reaksi emosional
di dalamnya. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini
telah diberikannya secara serempak dan berulang kali.
Tipe 2,
Stimulus-Respon Learning (belajar rangsangan tanggapan). Bila tipe di atas
dapat digolongkan dalam jenis classical condition,
maka tipe belajar 2 ini termasuk ke dalam instrumental conditioning (Kimble-1961) atau belajar dengan trial and error. Menurut Gagne, proses
belajar bahasa pada anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini. Kondisi
yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini ialah faktor inforcement. Waktu antara stimulus
(rangsangan) pertama dan berikutnya sangat penting. Semakin singkat jarak S-R
dengan S-R berikutnya, semakin kuat reinforcement.
Tipe 3, Chaining
(mempertautkan), dan tipe 4 Verbal Association. Kedua tipe belajar
ini setaraf, yaitu belajar mengajar yang menghubungkan satuan ikatan S -R yang
satu dengan yang lain. Kondisi yang diperlukan dalam berlangsungnya tipe
belajar ini antara lain secara internal anak sudah harus menguasai sejumlah
satuan pola S-R, baik psikomotorik maupun verbal. Selain itu, prinsip
kesinambungan, pengulangan, dan reinforcement
tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining dan association.
Tipe 5, Discrination
learning (belajar membedakan). Dalam tipe ini, peserta didik mengadakan
seleksi dan pengujian antara dua perangsang atau sejumlah stimulus yang
diterimanya, kemudian memilih pola-pola respon yang dianggap paling sesuai.
Kondisi utama dalam berlangsungnya proses belajar ini adalah siswa rnempunyai
kemahiran melakukan chaining dan
association serta pengalaman (pola S-R).
Tipe 6. Concept
Learning (belajar pengertian). Dengan berdasarkan kesamaan ciri-ciri dari
kesimpulan stimulus dan objek-objeknya, ia membentuk suatu pengertian atau
konsep utama yang diperlukan yaitu menguasai kemahiran diskriminasi dan proses
kognitif fundamental sebelumnya.
Tipe 7, Rule Learning (belajar membuat
generalisasi, hukum, dan kaidah). Pada tingkat ini, siswa belajar mengadakan
kombinasi berbagai konsep dengan rnengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
(induktif, deduktif, analisis, sintesis, asosiasi, diferensiasi, komparasi, dan
kausalitas) sehingga anak didik dapat menemukan kesimpulan tertentu yang
mungkin selanjutnya dapat dipandang sebagai aturan: prinsip, dalil, aturan,
hukum, kaidah dan sebagainya. Kondisi yang memungkinkan terjadinya proses
belajar seperti ini, disarankan:
- Kepada anak didik diberitahukan bentuk perbuatan yang diharapkan, kalau yang bersangkutan telah menjalani proses belajar.
- Kepada anak didik diberikan sejumlah pertanyaan yang merangsang,mengingatkan (recall) konsep-konsep yang telah dipelajari dan dimilikinya untuk mengungkapkan perbendaharaan pengetahuannya.
- Kepada anak didik mereka diberikan beberapa kata kunci yang menyarankan siswa ke arah pembentukan kaidah tertentu yang diharapkan.
- Diberikan kesempatan kepada anak didik untuk mengekspresikan dan menyatakan kaidah tersebut dengan kata-katanya sendiri.
- Kepada anak didik diberikan kesempatan selanjutnya untuk menyusun rumusan rule tersebut dalam bentuk statement formal.
Tipe 8, Problem
Solving (belajar memecahkan masalah). Pada tingkat ini, siswa belajar
merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang
menggambarkan atau nembangkitkan situasi problematik, mempergunakan berbagai
kaidah yang telah dikuasainya. Menurut John Dewey belajar memecahkan masalah
ini berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila dia dihadapkan
pada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya kesulitan.
Merumuskan dan menegaskan masalah.
Individu melokalisasi letak sumber
kesulitan tersebut untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai
aspek mana yang mungkin dipecahkan dengan menggunakan prinsip yang diketahuinya
sebagai pegangan.
Mencari fakta pendukung dan merumuskan
hipotesis.
Individu
menghimpun berbagai informasi yang relevan, termasuk pengalaman orang lain
dalam menghadapi pemecahan masalah yang serupa. Kemudian
mengindentifikasi berbagai alternatif (kemungkinan) pemecahannya yang dapat
dirumuskan sebagai jawaban sementara.
Mengevaluasi
alternatif pemecahan yang dikembangkan. Setiap alternatif
pemecahan ditimbang dari segi untungruginya. Selanjutnya, dilakukan
pengambilan keputusan memilih alternatif yang dipandang paling mungkin (feasible) dan menguntumgkan.
Mengadakan
pengujian alternative pemecahan yang dipilih. Dari hasil
pelaksanaan itu, diperoleh informasi untuk membuktikan benar atau tidaknya
hipotesis yang telah dirumuskan.
Dengan demikian proses belajar yang tertinggi ini hanya mungkin dapat
berlangsung kalau proses-proses belajar fundamentalis lainnya telah dimiliki
dan dikuasai. Kepada anak didik hendaknya:
1.
Diberikan stimulus
(rangsangan) yang dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam diri anak didik.
2.
Diberikan kesempatan
untuk berlatih mencari alternative pemecahannya.
3.
Diberikan kesempatan
untuk berlatih melaksanakanpemecahan dan pembuktiannya.
Dengan proses
pengindentifikasian entering
behavior seperti dijelaskan dalam uraian terdahulu, guru akan
dapat mengindentifikasi tahap belajar atau tipe belajar yang telah dijalaninya.
Atas dasar itu, guru dapat memilih alternatif strategi pengorganisasian bahan
dan kegiatan belajar mengajar.
DAMPAK POSITIF INTERNET
1. Internet sebagai media komunikasi,
merupakanfungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna
internetdapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, dengan
menggunakanemail, newsgroup, ftp dan www (world wide web – jaringan situs-situs
web) parapengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi
dengan cepatdan murah.
3. Media untuk mencari informasi atau data,per
kembangan internet yang pesat,
menjadikan www sebagai salah satu sumber informasiyang penting dan akurat.
menjadikan www sebagai salah satu sumber informasiyang penting dan akurat.
4. Kemudahan memperoleh informasi yang ada
diinternet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
5. Bisa digunakan sebagai lahan informasi
untukbidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain
6. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis
dalambidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke
tempatpenawaran/penjualan
DAMPAK NEGATIF INTERNET
1.
Pornografi
Anggapan yang mengatakanbahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak
salah. Dengan kemampuanpenyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi
pun merajalela.Untukmengantisipasi hal ini, para produsen 'browser' melengkapi
program merekadengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat
di-akses.Di internetterdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa
mengakibatkandorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
2.
Violence
and Gore Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis
dan isi pada duniainternet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan
segala macam caraagar dapat 'menjual' situs mereka. Salah satunya dengan
menampilkan hal-halyang bersifat tabu.
3.
Penipuan Hal ini memang merajalela dibidang
manapun. Internet pun tidak luput! dari serangan penipu. Cara yang
terbaikadalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang
Andadapatkan pada penyedia informasi tersebut.
4.
Carding
Karena sifatnya yang 'realtime' (langsung), cara belanja dengan menggunakan
Kartu kredit adalah carayangpaling banyak digunakan dalam dunia internet. Para
penjahat internet pun palingbanyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan
sifat yang terbuka, parapenjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang
menggunakan Kartu Kredit)on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk
selanjutnya merekamenggunakan! data yang mereka dapatkan untuk kepentingan
kejahatan mereka.
5.
Perjudian
Dampak lainnya adalahmeluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para
penjudi tidak perlupergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda
hanya perlumenghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak
agresif danmemerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
6.
Mengurangi sifat sosial manusia
karenacenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu
secaralangsung (face to face).
7.
Dari sifat sosial yang berubah
dapatmengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.
8.
Kejahatan
seperti menipu dan mencuridapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut
berkembang).
9.
Bisa
membuat seseorang kecanduan,terutama yang menyangkut pornografi dan dapat
menghabiskan uang karena hanyauntuk melayani kecanduan tersebut. Jadi internet
tergantung pada pemakainyabagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi
itu, namun semestinya harusada batasan-batasan dan norma-norma yang harus
mereka pegang teguh walaupunbersentuhan dengan internet atau di dalam dunia
maya
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1Setting Penelitian
Ø
Waktu Penelitian :
Penelitian ini telah dilakukan pada semester II
tahun 2013 yang dimulai pada tanggal 14 Maret sampai dengan 10 April 2013.
Ø
Tempat Penelitian :
Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 NGAWI tepatnya
di Jl. A.Yani No 45. SMAN 1 NGAWI memiliki letak yang strategis, yaitu diapit
oleh Stadion Ketonggo Ngawi dan Pasar Beran Ngawi, serta berhadapan dengan
jalan raya langsung.
Ø
Subyek Penelitian :
Siswa SMAN 1 NGAWI yang berjumlah kurang lebih
800 siswa.
3.2Populasi dan Sampel
Ø Populasi :
Seluruh siswa SMAN 1 NGAWI ( 1.091 siswa )
Dengan luas tanah : 6,620 m2 dan luas bangunan : 4,430 m2.
Ø
Sampel : Siswa XI IA6 (32
siswa)
3.3Teknik Pengumpulan
Data
Ø
Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat. Observasi
dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu penelitian dan pengamat
melihat dan mengamati secara langsung, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
Ø Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara pada
penelitian ini menggunakan interview tidak berstruktur karena peneliti
memandang model ini adalah yang paling luwes, dimana subyek diberi kebebasan
untuk menguraikan jawabannya dan ungkapan – ungkapan pandangannya secara bebas
dan sesuai harinya.
Ø
Internet
Peneliti mrnggunakan metode pencarian informasi
malalui website-website atau
situs-situs sumber data yang memuat hal yang berhubungan dengan obyek yang
diteliti
3.4Prosedur Penelitian
Ø
Perencanaan :
1.
Membuat program penelitian.
2.
Menyusun daftar dan jadwal kegiatan penelitian.
3.
Menentukan subyek dan obyek untuk menggali informasi.
4.
Melakukan penelitian berdasarkan metode yang telah ditentukan.
5.
Mendokumentasikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Ø
Pelaksanaan
1.
Metode Observasi
Observasi dilakukan di
lingkungan SMAN 1 NGAWI dengan mangamati perilaku siswa yang terbiasa mengakses
internet. Metode ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sering siswa
menggunakan internet. Secara kuantitatif, metode dilakukan dengan menyurvei
jumlah siswa yang mengakses internet, dengan berbagai website yang mereka buka.
2.
Metode Wawancara
Peneliti melakukan wawancara
pasa siswa-siswa yang dijadikan sampel untuk memperoleh informasi lebih dalam.
Wawancara dilakukan pada masing-masing siswa, untuk mengetahui pendapat dari
setiap sisi, sebab metode ini memberikan kebebasan pada sisawa untuk menjawab
sesuai dengan apa yang mereka inginkan, berupa fakta dari diri mereka sendiri.
Daftar pertanyaan pada wawancara meliputi : apakah mereka sering menggunakan
internet dan kegunaan internet bagi
mereka.
3.
Metode Internet
Peneliti mencari informasi
mengenai internet secara mendasar melalui situs-situs yang berkaitan dengan internet,
mulai dari pengertian internet itu sendiri, pngertian belajar dan pola belajar
dan dampak negative dan positif yang ditimbulkan dari internet.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan
secara kuantitatif deskriptif yaitu metode yang menggunakan hasil penelitian
dengan melihat segi kualitas. Penelitian dilakukan pada siswa SMA N 1 Ngawi
sebagai populasi, dan khususnya Kelas XI IA 6 sebagai sampel. Penelitian dengan
metode ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai seberapa besar
pengaruh internet pada pola belajar siswa. Hasil penelitian didapatkan dengan mewawancarai siswa secara langsung
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan internet yang meliputi :
1. Pernahkah anda membuka internet?
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
2.
Internet sebagai sumber
belajar
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
1
|
5.4 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
22
|
68.7 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
3. Internet untuk mengerjakan tugas dari guru
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
4. Internet untuk sosial networking(facebook,twitter)
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
5. Internet untuk game online
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
6. Internet untuk upload / download video
/ photo idola
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
7. Internet untuk jual beli atau belanja online
NO
|
JAWABAN
|
JUMLAH
|
|
ANGKA
|
PRESENTASE
|
||
1.
|
SERING
|
21
|
67.7 %
|
2.
|
KADANG-KADANG
|
8
|
25.8 %
|
3.
|
TIDAK PERNAH
|
2
|
6.4 %
|
TOTAL
|
31
|
100 %
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Internet merupakan kebutuhan yang tak
asing lagi bagi kalangan pelajar maupun masyarakat. Ini terbukti dengan
banyaknya warung internet, meningkatnya penjualan modem beserta paket
pembayarannya dan banyaknya aplikasi networking yang tersedia di ponsel dan smartphone. Dengan adanya fasilitas yang
tersedia tak mengherankan jika internet menjadi pola hidup bagi sebagian
masyarakat tak terkecuali bagi kalangan pelajar. Sebagian besar alasan para pelajar
menggunakan internet untuk mengerjakan tugas dari guru dan bersosialisasi online, dan menggunakan internet
berjam-jam lamanya.Tetapi, kenyataannya banyak pelajar lebih sering menggunakan
internet untuk bersosialisasi online
dan mengorbankan waktu belajar mereka untuk saling bersosialisasi dengan teman online mereka.
5.2 Saran
Meskipun
internet mempunyai banyak kegunaan, namun menggunakan internet terlalu sering
dan sampai berjam-jam lamanya dapat berakibat buruk terhadap remaja khususnya
para pelajar. Dimana seharusnya waktu untuk belajar dipergunakan untuk
mengakses internet sampai berjam-jam dan menunda-nunda pekerjaan rumah yang
akhirnya akan menumpuk dan mengakibatkan malas untuk mengerjakannya. Selain
itu, internet mempunyai dampak negative yang berupa penyimpangan sosial dan
seksual yang berupa:pornografi dan penipuan.
Untuk
meminimalkan dampak-dampak negative yang ditimbulkan sebaiknya para pelajar
membatasi waktu dalam mengakses internet dan mengutamakan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://karya ilmiah:contoh karya ilmiah tentang
internet.blogspot.com
http://karya ilmiah:karya ilmiah tentang internet.blogspot.com
http://muhammad faisal berbagi dokumen:karya ilmiah
tentang remaja dan internet.blogspot.com
http://media edukasi:pola-pola belajar siswa oleh Gagne.blogspot.com
http:// PENGERTIAN BELAJAR Pengertian Belajar Menurut Para Ahli.htm
2 komentar:
sangat membantu..
bagi ya bwt project bahasa indonesia trims!
Posting Komentar